Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

keris jogja

Jogja Keris, Surganya Keris Pusaka
21/09/2006 14:52

Keris merupakan salah satu peninggalan budaya yang sangat bernilai. Bukan hanya sebuah senjata, keris juga merupakan suatu hasil karya spiritual di masa lampau. Berbicara soal keris, tentu tidak akan lepas dari sejarah keris itu sendiri.
Keris dianggap sebagai tanda perjalanan suatu peradaban, dan suatu kebudayaan dalam suatu bangsa dalam kurun waktu yang sangat lama. Bahkan mencapai ribuan tahun. Keris juga kerap dikaitkan sebagai simbol-simbol, mulai simbol kewibawaan, simbol kebijaksanaan, hingga simbol kehidupan. Tak hanya itu, keris yang multifungsi ini rupanya pada jaman dahulu juga diposisikan sebagai penglaris, dan suatu simbol kebesaran. Lihat saja gambaran raja-raja Jawa, dan pahlawan-pahlawan Jawa, yang selalu membawa keris.
Keris memang telah mengalami pergeseran fungsi. Tak lagi menjadi senjata andalan, keris saat ini menjadi barang yang bernilai tinggi dan pantas untuk dikoleksi. Bahkan tidak sedikit orang yang mencintai serta menekuni ilmu-ilmu dan sejarah perkerisan.
Berawal dari kecintaan dan koleksi akan keris itulah berdiri Jogja Keris yang berlokasi di Nagan Kulon No.1 Jogja. Meski bernama Jogja Keris, tapi ini bukanlah tempat untuk kita bisa memesan keris, disini tidak ada empu-empu yang menempa besi, pembuat keris sakti. Namun di sini kita bisa mendapatkan bermacam model keris dari berbagai jaman dan berbagai sejarah.

Keris yang diperjualbelikan umumnya terbuat dari bahan besi baja dan meteor. Iya, meteor yang jatuh dari luar angkasa! Dan kebanyakan adalah keris yang beraliran Jogja dan Solo. Untuk perbedaanya, menurut Mas Seno, salah satu pengelola, dapat dilihat dari bentuk kerisnya. Keris Solo lebih besar dan panjang dibandingkan keris Jogja yang bentuknya ramping. Keris di Jogja Keris dipastikan merupakan keris pusaka dari jaman dahulu, jaman kerajaan Jawa. Dan awalnya merupakan koleksi yang dikumpulkan dari berbagai daerah di Indonesia.

Nilai sebuah keris tidak bisa dilihat hanya dari tangguh (asal usul keris dari bentuk yang berasal dari suatu daerah atau jaman) keris tersebut, karena menangguh (memperkirakan asal-usul keris) bukanlah suatu hal yang mudah. Terkadang tiap orang mempunyai pendapat yang berbeda dalam menangguh. Sebutan keris tua diperkirakan tangguh Mataram Tua, dan keris muda tangguh Hamengkubuwono VII.
Mas Jumakir dan Mas Seno mengatakan, nilai keris sendiri lebih ditentukan dari nilai estetikanya keseluruhannya yang antara lain dilihat dari pamor-nya (motif pada sebilah keris), penggarapannya, dan bahan tambahannya, misalnya emas dan berlian. "Ada keris yang sudah tua sekali, tapi pamornya biasa dan keadaanya tidak begitu baik, ya nilainya juga turun. Tapi ada keris tidak begitu tua, tapi pamornya bagus dan punya nilai estetika tinggi, nilainya juga akan tinggi," ujar Mas Jumakir.
Untuk keris yang punya nilai sangat tinggi, Mas Jumakir menyebut keris gajah singo. Keris ini merupakan keris hadiah dari raja untuk panglimanya yang berhasil menang dalam medan peperangan pada jaman kerajaan dahulu. Pada keris ini terdapat ukiran gajah dan singa dari bahan emas.
Untuk harga sebuah keris, dapat dilihat dari berbagai sudut penilaian berkisar dari ratusan ribu hingga puluhan juta rupiah. Untuk saat ini, Mas Seno mengatakan yang datang ke gerainya tak hanya orang lokal, tapi juga orang manca, seperti Malaysia dan Belanda. Tak hanya itu, ternyata juga banyak kaum muda yang tertarik dan mendalami dunia keris.
Meskipun berfokus pada keris, tapi Jogja Keris juga memberi pelayanan untuk segala tosan aji, seperti tombak dan pedang. Selain melayani jual beli, Jogja Keris juga melayani untuk perawatannya dan pemasangan aksesoris-aksesoris. (opi)
 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar